Rabu, 25 September 2013

MER JR # 3 (STRATEGI PEMASARAN RITEL)

Minggu ke 3 jika  boleh berandai-andai, ingin rasanya kalau diperblehkan untuk menghentikan waktu walau cuma hanya sesaat. Waktu rasanya seakan bergulir terlalu cepat. Tugas dalam mengikuti kelas online seakan munculnya secara bertubi-tubi. Hehehehe....maaf sebelumya bahasanya terlalu sangat lebay, alasannya karena tugas minggu ke 2 belum selesai kami pahami isi materinya, sudah muncul tugas dan materi berikutnya. Ibarat orang sedang berjalan, untuk mengikuti ketertinggalan pelajaran harus dengan jalan cepat atau bahkan kami harus berlari. Mengingat jatwal kerja kami dengan majikan juga sangat ketat dan padat. Kebetulan di minggu ke-3 ini di Hongkong sedang liburan untuk memperingati " The Chinese Min- Autumn Festifal" yang tentunya kesibukan kami juga akan bertambah. Namun, bukan sebagai seorang pembelajar yang tangguh namanya jika karena masalah kesibukan kami jadikan sebagai alasan. Semangat akan terus tetap menyala mengingat tujuan kita ke depannya masih sangat panjang dan tentunya kendala serta hambatan-hambatan masih kami akan hadapi. Sebagai penyamangat, teringat sebuah kalimat yang diucapkan oleh pak Ciputra dalam sebuah buku. "Siapakah yang memiliki bakat Entrepreneur itu"  dan jawabannya sungguh sangat simple, sederhana, namun tidak semua orang sanggup melakukannya. Seseorang yang memiliki bakat Entrepreneur adalah yang pertama, Sangat ingin menjadi Entrepreneur. Yang-2 adalah sangat termotifasi menjadi Entrepreneur. Dan yang ke-3 adalah Percaya diri menjadi Entrepreneur. Teringat dengan 3 poin kalimat diatas, semangat yang tadinya redup bisa kembali menyala. ^_^

Sebagai bahan untuk melengkapi tugas dari minggu ke-3 tentang mengidentifikasi sebuah bisnis ritel yang sukses maka saya ingin mengangkat kisah sukses dari sebuah toko roti "Fresh Fresh". sebuah toko roti yang memiliki logo atau semboyan If you can love our bread you can be happy in life (Jika anda bisa mencintai roti kami anda bisa bahagia dalam hidup) sebuah logo yang sangat indah bukan? Tidak hanya memiliki semboyan yang indah melainkan juga toko Fresh Fresh menjadi salah satu toko idola didaerahnya, walau tidak sepopuler ma'xim maupun taipan. Salah satu keunikan dari toko ini adalah selain rasa rotinya yang enak, harganya yang murah, pelayanannya yang ramah, juga cara promosinya yang lain daripada yang lain. Dari hasil pengamatan saya, ada sebuah cara yang dilakukan oleh toko roti ini dalam memenangkan hati konsumen atau pelanggannya walau disekitarnya terdapat ada beberapa toko roti lainnya. Salah satunya adalah dari cara berpromosi, toko ini tidak segan-segan menghampiri pera pelanggannya dalam menawarkan dagangannya. Setiap pembelian 3 macam roti mendapatkan satu roti gratis dan bisa memilihnya sesuka kehendak kita sendiri tanpa tambahan biaya atau harga.


Minggu, 15 September 2013

JR # 2 MER MENGENALI PERILAKU PELANGGAN

Minggu ke - 2 dalam mempelajari tentang Perilaku pelanggan merupakan suatu pengalaman yang seru sekaligus juga menggelitik namun juga sangat menarik, karena kita ada bermacam-macam perilaku pelanggan yang harus kitaperhatikan dengan baik dan cermat. Dalam belajar mencoba mengamati perilaku pelanggan ini, sebagai langkah awal yang saya gunakan dalam mengamati perilaku pelanggan saya mencoba masuk ke dalam pelanggan itu sendiri. Dengan memposisikan diri sebagai seorang pelanggan atau konsumen. Tidak mudah memang pada awal mengamati perilaku pelanggan. Setelah melalui proses dan tahap-tahap serta mengetahui apa yang dimaksut dengan perlaku konsemen. Nah...apa yang dimaksut dengan Perilaku pelanggan, sebagai perilaku yang terlibat dalam hal perencanaan, pembelian, dan menentukan produk dan jasa yang konsumen harapkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Mengambil garis besar dari pengertian di atas, bahwa sangat penting bagi pedagang, produsen, maupun bagi pengusaha ritel pada umumnya.

Dalam mempelajari tentang perilaku pelanggan, ternyata banyak banyak sekali yang harus kita perhatikan , mulai dari jenis-jenis pelanggan itu sendiri, tipe-tipe pembeli. kita juga harus memperhatikan tentang ini karena dengan memperhatikan dan mengamatinya dapat membantu proses pemasaran dan tentunya kita juga bisa mengetahui apa yang diingkan oleh pelanggan. Dalam mengamati perilaku pelanggan tentunya kita tidak bisa sama ratakan antara satu dengan yang lainnya, karena memang dari kesemua pelanggan itu berbeda, mulai sifat, watak, asal daerah, tinggkat pendidikan, dan taraf hidup seorang pelanggan tersebut.

Ketika mempelajari Perilaku pelanggan, dalam forum diskusi banyak sekali pertannyaan dari para rekan-rekan. Namun ada sesuatu yang paling saya ingat adalah, dalam pembahasannya dosen pembimbing kami yaitu Bpk Nur Agustinus memberikan sebuah pertannyaan yang sangat bagus menurut saya. Sebuah pertanyaan apa bedanya pelanggan kaya dan pelanggan tidak kaya dari pertannyaan ini muncul banyak jawaban yang beraneka ragam sesuai dengan pendapat masing-masing. Ada yang menjawab perbedaannya terdapat dalam kwalitas, harga dan juga ada yang berpendapat perbedaannya pada rasa gengsi, pak dosen tidak langsung membenarkan maupun menyalahkan dari jawaban kami semua melainkan memberi pancingan agar jawaban yang di peroleh nantinya mendekati kebenaran. Garis besar dari pertanyaan perbedaan pelanggan kaya dan pelanggan tidak kaya kaya adalah, Perbedaan utamanya adalah pelanggan kaya atau pelanggan kelas atas memiliki pengamatan yang lebih detail atas produk yang hendak dibelinya, matanya lebih jeli dan dia (prlanggan) lebih memperhatikan kerapian dan kecermatan produk. Sedangkan pelanggan atau pembeli tidak kaya (pembeli menengah ke bawah) biasanya kurang memperhatikan detail barang yang ingin dibeli.

Dari sini, membuat saya penasaran dan tergerak untuk segera mengamati tentang perilaku pelanggan ini. Sebagai pengamatan awal saya, mengamati perilaku pelanggan di sebuah pasar tradisioanl disalah satu kota di Hongkong, dan salah satu swalayan di Hongkong. Dari pengamatan saya, memang terjadi perbedaan yang sangat mencolok terhadap perilaku pelanggan ini. Salah satu perbedaan yang sangat menonjol adalah tempat dalam jual beli barang, kemampuan daya beli, juga karena kebiasaan. Para pelanggan yang terbiasa membeli barang ditempat ini beranggapan yang terpenting barang yang dibelinya masih segar dan fresh mereka tidak begitu memperhatikan tempat dimana mereka membeli barang. Dalam mengenali perilaku pelanggan ini membuat mata saya semakin terbuka ternyata terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Dan Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor yang terdapat atau berasal dari, dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor yang bersal dari lingkungan sekitar konsumen.

Rabu, 04 September 2013

Sebuah tantangan (MER 1 JR # 1)

Di minggu pertama tidak banyak kata yang bisa saya ucapkan melainkan kata Woowww....Minggu pertama dalam mengikuti MER ( menejemen Entrepreneur Ritel) menjadi saat yang mengangkan sekaligus juga sebuah tantangan. Entah mungkin hanya suatu kebetulan, dalam mengikuti MER waktunya juga bersamaan dengan UCEO bersama Ir. Ciputra juga bertepatan dengan E-SDMI Day (Entrepreneur-Sumber Daya Migran Indonesia). Bukan bermaksut untuk mengeluh, namun ini semua menurut saya adalah suatu tantangan yang harus kita pilih dan harus kita jalankan. Seperti yang selama ini kita dapatakan dalam belajar ber entrepreneur, gagal 10 kali dan bangkin 11 kali. Sebuah kalimat yang singkat, mudah dipahami namun tidak banyak yang bisa menjalankannya. Walau sedikit keteteran dalam mengatur waktu, dengan semangat entrepreneurship kami akan belajar dengan sepenuh hati dan dengan perasaaan bahagia, karena sebenarnya inilah yang kita inginkan yaitu untk belajar.

Dalam keterbatas waktu untuk belajar, terdapat poin-poin penting yang bisa saya ambil di minggu pertama ini. Setelah membaca dan mempelajari materi yang ada di minggu pertama mengingatkan saya tentang kata Ritel, yang sempat beberapa saat hampir saya lupakan. Dan  tentunya saya juga mengetahui lebih dalam apa yang membedakan antara Ritel tradisional dan Ritel Modern. Terlihat begitu jelas perpedaannya antara Ritel tradisional dan Ritel Modern diantaranya adalah: kalau ritel tradisional kurang memperhatikan lokasi, tidak memperhitungkan potensi pembeli, tidak adanya seleksi barang, jenis barang dagangannya yang tidak terarah, dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk Ritel Modern: Pemilihan lokasi sangat diperhatikan, potensi pembeli diprediksi dan terus dievaluasi, seleksi merek barang dagangan ketat, jenis barang dagangan terfokus dan disesuaikan dengan target pasar, ketat melakukan seleksi terhadap pemasok, dan lain-lain.

Pelajaran yang paling penting dari minggu pertama ini adalah saya bisa mengetahui bermacam-macam jenis pelanggan. Yang tadinya hanya sekedar menduga-duga dan menggunakan feeling sekarang lebih bisa mengetahuinya dan sekaligus tau bagaimana cara penanganannya. Setelah mempelajari tentang perilaku pelanggan, ada seru dan juga lucunya ternyata kalau dipikir-pikir dalam setiap usaha diperlukan kejelian pemahaman tentang perilaku pelanggannya. Ibarat orang tua, dalam menjalankan sebuah usaha pelanggan merupakan anak yang wajib dan harus kita rawat agar bisa bertumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita harapkan pada saan membangun suatu usaha.