Rabu, 04 September 2013

Sebuah tantangan (MER 1 JR # 1)

Di minggu pertama tidak banyak kata yang bisa saya ucapkan melainkan kata Woowww....Minggu pertama dalam mengikuti MER ( menejemen Entrepreneur Ritel) menjadi saat yang mengangkan sekaligus juga sebuah tantangan. Entah mungkin hanya suatu kebetulan, dalam mengikuti MER waktunya juga bersamaan dengan UCEO bersama Ir. Ciputra juga bertepatan dengan E-SDMI Day (Entrepreneur-Sumber Daya Migran Indonesia). Bukan bermaksut untuk mengeluh, namun ini semua menurut saya adalah suatu tantangan yang harus kita pilih dan harus kita jalankan. Seperti yang selama ini kita dapatakan dalam belajar ber entrepreneur, gagal 10 kali dan bangkin 11 kali. Sebuah kalimat yang singkat, mudah dipahami namun tidak banyak yang bisa menjalankannya. Walau sedikit keteteran dalam mengatur waktu, dengan semangat entrepreneurship kami akan belajar dengan sepenuh hati dan dengan perasaaan bahagia, karena sebenarnya inilah yang kita inginkan yaitu untk belajar.

Dalam keterbatas waktu untuk belajar, terdapat poin-poin penting yang bisa saya ambil di minggu pertama ini. Setelah membaca dan mempelajari materi yang ada di minggu pertama mengingatkan saya tentang kata Ritel, yang sempat beberapa saat hampir saya lupakan. Dan  tentunya saya juga mengetahui lebih dalam apa yang membedakan antara Ritel tradisional dan Ritel Modern. Terlihat begitu jelas perpedaannya antara Ritel tradisional dan Ritel Modern diantaranya adalah: kalau ritel tradisional kurang memperhatikan lokasi, tidak memperhitungkan potensi pembeli, tidak adanya seleksi barang, jenis barang dagangannya yang tidak terarah, dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk Ritel Modern: Pemilihan lokasi sangat diperhatikan, potensi pembeli diprediksi dan terus dievaluasi, seleksi merek barang dagangan ketat, jenis barang dagangan terfokus dan disesuaikan dengan target pasar, ketat melakukan seleksi terhadap pemasok, dan lain-lain.

Pelajaran yang paling penting dari minggu pertama ini adalah saya bisa mengetahui bermacam-macam jenis pelanggan. Yang tadinya hanya sekedar menduga-duga dan menggunakan feeling sekarang lebih bisa mengetahuinya dan sekaligus tau bagaimana cara penanganannya. Setelah mempelajari tentang perilaku pelanggan, ada seru dan juga lucunya ternyata kalau dipikir-pikir dalam setiap usaha diperlukan kejelian pemahaman tentang perilaku pelanggannya. Ibarat orang tua, dalam menjalankan sebuah usaha pelanggan merupakan anak yang wajib dan harus kita rawat agar bisa bertumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita harapkan pada saan membangun suatu usaha.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar